Menaker Sebut Balai Latihan Kerja Harus Melakukan Transformasi

MENAKER IDA FAUZIAH (tengah)

MEDIA MATA BIND - MENAKER IDA FAUZIAH  menyebut Balai Latihan Kerja (BLK) harus melakukan transformasi, untuk meningkatkan kompetensi angkatan kerja di masa pandemi COVID-19. Indonesia perlu mengejar ketertinggalan pertumbuhan ekonomi global seperti Vietnam dan China.

Menurut Ida Fauziah, pandemi COVID-19 memang berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi global. Hampir seluruh negara pertumbuhan ekonominya minus. "Hanya ada dua negara yang pertumbuhan ekonominya positif. Yakni China dan Vietnam. BLK sebagai alat mengejar ketertinggalan ekonomi global karena Pandemi COVID - 19" katanya saat dialog di Balai Latihan Kerja (BLK) Banyuwangi, Jumat (2/4/2021).

Namun di balik itu, kata Ida Fauziah, pandemi COVID-19 menjadi kesempatan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM). Oleh sebab itu, BLK harus menjadi ujung tombak pemerintah untuk mencetak angkatan kerja yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan dunia kerja."BLK yang dikelola pemerintah pusat ini salah satu alternatif mempercepat kompetensi. BLK jangan menjadi produk pengangguran baru. Oleh karena itu penting sekali mensinergikan BLK dengan dunia usaha dan industri," katanya.

Untuk mewujudkan hal tersebut, BLK harus segera bertransformasi. Baik dari sisi branding kelembagaan maupun merevitalisasi peralatan-peralatan yang sudah usang dan tidak dibutuhkan.

Pelatihan-pelatihan yang dilakukan harus disesuaikan dengan demand (permintaan) dunia usaha dan industri. "Untuk itu harus ada transformasi BLK. BLK harus menjadi balai pelatihan vokasi yang menjadi pusat pelatihan soft skill berdaya saing berstandar nasional dan internasional," imbuhnya.

"Kemudian kaitannya dengan rebranding, jangan sampai BLK ini dulu, dulu identik dengan tempat memajang peralatan-peralatan usang," tambah Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.

Selanjutnya, Fauziah meminta agar BLK tidak hanya sekedar memberikan pelatihan terhadap angkatan kerja. Namun yang lebih penting lagi, ialah bagaimana mendistribusikan angkatan kerja tersebut dalam dunia usaha.

"Untuk mengatasi pengangguran ini, BLK tidak cukup hanya melakukan pelatihan. Tapi juga harus melakukan sertifikasi. Tidak cukup sertifikasi, juga harus sampai penempatannya. Sehingga para angkatan kerja yang sudah memperoleh bekal soft skill ini benar-benar terserap ke dunia usaha maupun industri. BLK juga harus menjadi pintu masuk bagi para pelaku UMKM," tegasnya.

Di sinilah pentingnya menjadikan BLK sebagai tempat berkumpul stakeholder. Baik para pemangku kebijakan, para angkatan kerja, maupun para penyedia pekerjaan. Sehingga pelatihan soft skill dan kompetensi yang diberikan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

"Jadi orang nyari kerja datangnya ke BLK. Sebaliknya ada perusahaan nyari tenaga kerja datangnya ke BLK. Sehingga BLK ini harus menjadi tempat berkumpul para stakeholder," imbuhnya.

Dengan langkah-langkah ini, Fauziah optimis Indonesia akan siap menyongsong puncak generasi emas pada Tahun 2030 hingga 2045 mendatang. "Penyiapan SDM unggul inilah yang menjadi fokus kita, sehingga Indonesia bisa menikmati bonus demografi generasi emas pada tahun 2030-2045," tutupnya

(RIYAN)

Post a Comment

MEDIA MATA BIND

Lebih baru Lebih lama