MEDIA MATA BIND SUMENEP,- Pelabuhan Pengumpan Regional (PPR) adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah terbatas, merupakan pengumpan bagi Pelabuhan Utama dan Pelabuhan Pengumpul, dan sebagai tempat asai tujuan penumpang dan atau barang, serta angkutan.
"Untuk otoritas pelabuhan, kami memang diserahi wewenang oleh kementrian melalui program P3D, yaitu penyerahan personel. Per bulan Januari 2022 diserahi tanggung jawab dan tugas untuk mengelola pelabuhan dan Kangean, Sapeken, Masalembu," ungkap Kepala UPT. Pelabuhan Pengumpan Regional (PPR) Banyuwangi Hari Yulianto, S.T., M.Si, Selasa (8/3/2022).
Heri Yuliato, menerangkan personel yang kami siapkan dari personel ASN masih sangat terbatas, karena wilayah yang kami ampuh atau yang kami awasi dan kelola sangat luas. Kantor induk kami di banyuwangi, yaitu UPT. Pelabuhan Pengumpan Regional Banyuwangi.
"Wilayah kami mulai Banyuwangi, Situbondo, Probolinggo, Bondowoso, Jember, Pasuruan. Pada tahun 2019 kami ditambahi 2 wilayah yaitu, Pamekasan dan Sumenep, karena ada regulasi dari pusat. Jadi ada semacam restrukturisasi organisasi," jelas Hari panggilan Kepala PPR Banyuwangi.
Lanjut kata Hari, berlanjut tahun 2022 ini kami dipasrahi tanggung jawab termasuk yang di Kabupaten Sumenep meliputi pelabuhan Sapeken, pelabuhan Kangean dan pelabuhan Masalembu.
"Karena personel ASN kami yang memang sangat terbatas ini, sehingga kami harus berkoordinasi dengan stakholder terkair, dan kami minta bantuan ke teman-teman Syahbandar untuk memberikan edukasi dan tatacara bagaimana pengelolaan pelabuhan yang benar dan baik," akunya.
Masih kata Hari, namun kami tiap bulan dari kantor induk menugaskan beberapa personel untuk ketiga pelabuhan itu (Sapeken, Kangean, Masambu). Karena kami terbatas anggaran juga, maka kami tidak bisa menugaskan sampai satu bulan penuh. Kami hanya menugaskan beberapa hari, kemudian balik ke kantor induk kami di banyuwangi, karena tugas kami sangat banyak dan luas itu yang menjadi kendala kami saat ini.
Naah, personel yang ada dipelabuhan kangean, sapeken dan masalembu ini memang masih relatif baru, tapi insya'allah ada beberapa personel kami yang mempunyai kualifikasi, paling tidak dia pernah sekolah tatalaksana. Jadi paling tidak ada beberapa anak yang sudah tahu tatalaksana pelabuhan, administrasi dan lain sebagainya.
Hari mengaku bahwa dirinya meminta ke pihak Syahbandar, para agen yang ada di tiga pelabuhan itu. Aplikasi dilapangan, anggota kami perlu bimbingan dan arahan dari berbagai stakholder terkait. Kami mohon bantuan dan bimbingan, anggota kami yang dilapangan, yang relatif masih baru, kalau memang mereka ada salah kami terima dan tolong diluruskan. Karena kami masih dalam tataran banyak belajar terkait pengelolaan pelabuhan ini.
"Insya'allah pelan-pelan tapi pasti, dari proses belajar ke belajar ini, hakkul yakin kedepannya, kami dan sejumlah personel yang ada, akan mampu menyikapi sebaik mungkin jika ada berbagai macam permasalahan dan dengan berbagai kendala dilapangan. Asalkan jangan para anggota kami, jangan mau belakar," ucap Hari penuh optimis seakan memberi pesan implisit kepada anggotanya yang bertugas dilapangan.
Selanjutnya kata Hari, kami setiap hari upadate terkait masalah harus bagaimana tatacara dan perbaikan, dan bagaimana menerima komplain dari masyarakat, harus bersikap seperti apa. Komplain apapun itu dari masyarakat diterima dulu, kemudian baru kita benahi seiring berjalannya waktu.
"Dari sisi personel, saat ini kami sedang menunggu pelimpahan personel dari Kementrian dalam proses tahap perpindahan," terangnya .
Masih kata Hari, dari segi kualitas dan kuantitas personel, dibutuhkan peningkatan kemampuan dan penambahan jumlah personel. Untuk peningkatan kemampuan personel, kami sudah melakukan koordinasi dengan kantor induk di Surabaya. kami minta agar ada review setiap 3 bulan ataupun bimbingan kepada teman-teman (Stakholder terkait, red) yang ada dilapangan. Baik yang pelabuhan baru dan yang di pelabuhan lama wilayah kerja yang kami ampuh.
"Personel kami baik yang lama terutama yang masih baru, perlu diedukasi agar review terus dan disegarkan ingatannya, sehingga benar-benar dapat mengelola pelabuhan dengan benar dan baik," ulasnya.
Selain itu kata Hari, pihaknya sudah memplaining beberapa kegiatan tersebut, dengan cara bergilir atau bergantian ke kantor induk Surabaya ataupun ke Banyuwangi untuk dilakukan bimbingan dan latihan.
"Teman-teman kami yang ASN, tiap bulannya melakukan monitoring ke pelabuhan-pelabuhan ampuhan, kami bekali misi menjalankan kegiatan opersional lapangan, evaluasi lapangan, dan lain sebagainya sesuai tupoksi kami," ulasnya.
Untuk waktu pelaksanaan bimbingan anggota ini kata Hari,dilaksanakan kami menunggu intruksi dan agenda dari kantor Induk Surabaya kapan waktu akan dimulai. Karena memang sudah ada plaining untuk edukasi dan pembinaan - pembinaan kepada personel yang relatif masih baru.
Terkait duduk bareng, menyikapi persoalan yang kemaren terjadi di pelabuhan Sapeken, hari mengaku sudah menerima laporan dan pemberitahuan dari anggota dan Syahbandar.
"Laporan melalui surat belum, namun dari anggota kami ataupun dari teman-teman syahbandar, ataupun dari pihak agen, sudah ada pemberitahuan hasil mediasi dan duduk bareng tersebut. Dan alhamdulillah para pihak sudah ishlah dan menerima untuk pembelajaran dan perbaikan kedepan, agar lebih giat berkoordinasi satu sama lain. Jadi biar tidak terjadi salah faham dan informasi tidak terjadi rancu dan bias," ujar Hari berharap.
Adapun langkah dan upaya tindaklanjut kata Hari, untuk Dermaga lama akan kami kosongi dari kapal Tanker. Dan area olah gerak akan kami perluas dengan menertibkan kapal-kapal Pelra yang berlabuh disekitar pelabuhan, walau sebenarnya jaraknya sudah optimal, namun untuk menghindari resiko tadi itu, dan olah geraknya atau manuvernya agar lebih leluasa.
Kami juga sudah berkirim surat ke Kapal Pelra yang ada di Sapeken, tinggal kita aplikasi dilapangan untuk penertiban. Kami juga minta bantuan ke teman-teman Syahbandar, ke para Agen kapal yang ada di Sapeken, agar diinformasikan juga terkait dengan masalah labuh kapal Pelra yang ada disekitaran Dermaga pelabuhan sapeken.
"Saya tidak mengusir, tapi saya ingin menertibkan, agar kemungkin - kemungkinan resiko yang berdampak pada kerugian salah satu pihak, sedinini mungkin dapat kita cegah. Perlu sosialisasi juga ke pemilik kapal yang ada di sekitaran pelabuhan. Solusinya kita pecahkan bersama Stakholder dan juga elemen masyarakat terkait," pungkasnya.
Andika Krisdianto, Petugas Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) kelas III Sapeken mengatakan, kewenangan keluar masuk Kapal di pelabuhan Sapeken, sekarang menjadi kewenangan Penyelenggara Pelabuhan. Sehubungan Penyelenggara Pelabuhan dalam hal ini UPT. Pelabuhan Pengumpan Regional (PPR) Banyuwangi wilayah kerja Sapeken belum ada SDM yang siap, maka minta petunjuk ke pihak Syahbandar.
"Terkait dengan keluar masuknya kapal ke Dermaga pelabuhan, adalah kewenangan penyelenggara atau pengelola pelabuhan, dalam hal ini PPR Banyuwangi," jelas Andika via chat whatsapp.
(fthrfk)
Posting Komentar
MEDIA MATA BIND