MEDIA MATA BIND KAB. BEKASI ,- Di tengah udara Bekasi yang cukup panas, pada tanggal 5 Juni 2024 bertempat di Aula Kelurahan Jatimulya dilakukan kegiatan Lokakarya Mini untuk lintas sektor UPTD Puskesmas Jatimulya yang dihadiri oleh Camat, Lurah, perangkat desa, Babinkantibmas Polsek Tambun Selatan, Babinsa Koramil Tambun Selatan, semua RW, RT, kader kesehatan dan tokoh masyarakat serta staf Puskesmas.
Selain memaparkan secara singkat program Stunting, DBD dan TBC juga untuk membangun komitmen bersama dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan.
Dalam kegiatan ini sekaligus menjadi media sosialisasi awal dan persiapan untuk dilaksanakannya kegiatan Active Case Finding (ACF) program TBC di wilayah kelurahan Jatimulya. Hadir juga perwakilan dari Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi dan tim USAID BEBAS TB kantor nasional dan Jawa Barat. Camat Tambun Selatan Sopian Hadi dan Lurah Jatimulya Acep sangat berkomitmen dan menyambut baik rencana kegiatan ACF ini.
Lurah langsung berkoordinasi dengan seluruh RW di wilayah kelurahan Jatimulya yang dimana Jumlah penduduk kelurahan Jatimulya sekitar 111.000 Jiwa yang tersebar di 19 RW. Ada sekitar 70 perusahaan yang ada di kelurahan ini yang juga berhimpitan wilayah dengan lokasi pemukiman penduduk, sehingga dengan tingkat kepadatan yang sangat tinggi juga menimbulkan permasalahan kesehatan yang cukup komplek.
Permasalahan kependukan karena banyak penduduk musiman (tidak tetap) seringkali menimbulkan masalah dalam mempergunakan akses layanan kesehatan seperti BPJS dan ada penduduk yang belum punya KTP Bekasi.
Menurut Camat bahwa kelurahan dalam hal pendanaan
berbeda dengan desa banyak kendala dan keterbatasan menyangkut pendanaan untuk program Kesehatan, namun untuk di kelurahan Jatimulya ini Camat merasa bangga bahwa dukungan dan komitmen dari perangkat kelurahan dan tokoh Masyarakat, RW, RT dan Kader sangat besar.
Upaya penemuan kasus secara sistematik diperlukan untuk meningkatkan deteksi TBC dan mengobatinya. Penemuan kasus ini perlu dilakukan secara aktif dengan skrining gejala TBC dan rontgen toraks (CXR) Upaya ini bisa dilakukan di masyarakat di mana populasi dengan risiko TBC tinggi tinggal atau bekerja, atau di fasilitas kesehatan di mana pasien datang untuk mencari pengobatan untuk keluhan kesehatan mereka.
Dalam rekomendasi JEMM 2022, disebutkan bahwa penemuan kasus TBC secara aktif pada populasi berisiko tinggi dengan alat X-Ray sebagai skrining yang lebih sensitif yaitu pemeriksaan Chest X-Ray (CXR) dengan atau tanpa Artificial Inteligent (AI). Selain itu, penemuan kasus TBC pemeriksaan CXR tersebut dapat diintegrasikan untuk menemukan kasus TB laten untuk pemberian TPT.
Acara sosialisasi pelaksanaan ACF disampaikan oleh dr. Adi Sanjaya selaku Sr. Technical Adviser yang menjelaskan mekanisme pelaksanaan ACF mulai dari tahap persiapan, penentuan sasaran, pembagian peran dan fungsi tim pelaksana, pengaturan jadwal, persiapan logistik, mekanisme
skrining.
Di Kesempatan yang sama perwakilan USAID kedatangan nya di Indonesia ini buka yang pertama kali melainkan sudah 3 kali yang dimana dia sangat senang bisa membantu masyrakat Indonesia karna dimana Indonesia Termasuk ke 2 terbesar di Dunia Kasus terbanyak TBC dan Di indonesia ini Jawa Barat lah yang Nomer 1 terbanyak maka dari itu kami melakukan kegiatan ini dan di beberapa daerah provinsi lain nya jawa tengah, Timur dan Sumatra, selain itu juga kami bergerak penanganan masalah ini bukan nya 1 negara melainkan ada 40 Negara yang Tersebar di Dunia yang menjadi Sasaran Scrining ini, dalam kesempatan yang sama saat di tanyakan Makan Favorit nya di Indonesia yaitu ada Nasi Goreng, Gado-gado dan nasi Padang.ujarnya.
Riyan
Posting Komentar
MEDIA MATA BIND