Dinkes P2KB Sumenep Tekankan Jajarannya Lakukan SKD Penyakit Musim Hujan


MEDIA MATA BIND SUMENEP,- Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB (Dinkes P2KB) Kabupaten Sumenep melalui surat edaran (Nota Dinas) bulan Desember 2024 lalu, menekankan seluruh jajarannya, yakni kepala Puskesmas se-kabupaten Sumenep, perihal kewaspadaan penyakit musim hujan, dalam upaya pencegahan dan kewaspadaan dini agar tidak terjadi peningkatan kasus ataupun kejadian luar biasa (KLB) penyakit DBD, Diare, Leptospirosis dan ISPA/Pneumonia.

Oleh sebab itu, seluruh jajaran secara berjenjang, agar melakukan kesiapsiagaan diantaranya, meningkatkan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) dengan melakukan surveilens dan melaporkan kasus suspek secara real time, aktif, dan berjenjang, serta melakukan koordinasi lintas program dan lintas sektor untuk kewaspadaan dan penanggulangan penyakit musim hujan. Sabtu (04/1/2025)

Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB (Dinkes P2KB) drg. Ellya Fardasah, M.Kes melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sumenep H. Achmad Syamsuri, S.Kep., Ns., M.H menyampaikan, peningkatan sistem kewaspadaan dini merupakan langkah penting dalam upaya pencegahan penyakit musim hujan.

"Diawal tahun ini (2025), karena kebetulan musim hujan, maka yang menjadi prioritas kami adalah melakukan kewaspadaan dini dengan upaya pencegahan dan penanganan penyakit musim hujan," ujar Achmad Syamsuri saat ditemui wartawan di ruang kerjanya pada Kamis (02/1/2025) kemaren.

Menurut Achmad Syamsuri, adapun penyakit musim hujan yang menjadi fokus penanganan Dinkes P2KB diantaranya adalah pertama penyakit Demam Berdarah (DBD) yang disebabkan karena gigitan nyamuk, yang kedua penyakit Diare karena disertai adanya lalat-lalat yang beterbangan, dan yang ketiga adalah penyakit ISPA yang mengenai saluran nafas bagian atas, sehingga masyarakat mudah terserang batuk pilek.

"Oleh sebab itu, kami (bidang P2P) menghimbau utamanya kepada petugas di Puskesmas, melalui surat edaran kepala Dinkes P2KB Sumenep agar meningkatkan kewaspadaan dini, pencegahan dan penanganan kasus-kasus ini, DBD, Diare dan ISPA. Namun, bukan berarti kasus-kasus yang lain ditinggalkan," tegasnya Achmad Syamsuri mantan Kepala Puskesmas Pandian Kecamatan Kota Sumenep ini.

Lanjut Achmad Syamsuri menyampaikan, kewaspadaan dini agar tidak terjadi lonjakan kasus ataupun KLB pada penyakit-penyakit tersebut, misalnya penyakit DBD, maka diupayakan dengan langkah sosialisasi atau promotif, pencegahan atau preventif, dan dengan penanganan yang tepat.

"Kita ketahui bersama, timbulnya jentik-jentik nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang menjadi penyebab penyakit DBD, salahsutunya karena perilaku kita dirumah atau lingkungan kita. Oleh sebab itu, kewaspadaan dini yang kita lakukan adalah, pertama dengan upaya PSN dan yang kedua dengan 3M plus," tukasnya.

H. Achmad Syamsuri mengatakan, terkait Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pihaknya sudah berkoordinasi dan kolaborasi dengan pihak Kecamatan dan Desa agar upaya PSN ini dilanjut dan dijadwalkan.

"Penanganan utama dengan PSN ini, kalau PSN ini sudah kita jadwalkan rutin, maka sarang nyamuk ini sudah bisa kita atasi," terangnya.

Lebih lanjut kata H. Achmad Syamsuri, terkait 3M plus, yaitu Menguras, Menutup tempat penampungan air, dan Mendaur ulang barang-barang bekas, serta ditambah (plus) dengan Menaburkan larvasida pembasmi jentik, memelihara ikan pemakan jentik, mengganti air dalam pot ataupun vas bunga.

"Barang bekas yang ada rumah dan dilingkungan kita, seperti botol, ban bekas dan lainnya yang mudah air hujan atau air apa saja tertampung disitu, ini berpotensi menjadi sarang nyamuk. Karena nyamuk penyebab penyakit DBD ini bisa dikatakan nyamuk kelas elit. Nyamuk ini tidak suka berada ditempat yang kotor, tapi nyamuk ini ada ditempat air yang bersih, seperti di bak kamar mandi, tempat air minum, yang tidak diganti minimal satu atau dua minggu sekali, maka ini berpotensi menjadi tempat pembiakan dan sarang nyamuk," pungkasnya.

(Imam/Ong)

Post a Comment

MEDIA MATA BIND

Lebih baru Lebih lama