![]() |
Foto: Ns.Moh Nur Insan, S.Kep.,M.Kes Kabid SDK Dinkes P2KB Kabupaten Sumenep saat di RSUD Abuya Kangean. |
MEDIA MATA BIND SUMENEP - Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Sumenep telah berhasil mendatangkan tujuh orang dokter spesialis untuk Rumah Sakit Umum Daerah Abuya (RSUD Abuya Kangean) yang terletak di Desa Pabian Kecamatan Arjasa, Kepulauan Kangean, Sumenep Jawa Timur.
"Alhamdulillah, sudah terpenuhi semua dokter spesialis untuk RSUD Abuya, diantaranya yaitu dokter spesialis anak, spesialis penyakit dalam, spesialis bedah, spesialis kandungan, spesialis Anestesi, spesialis patologi klinik, dan spesialis radiology," tukas Kepala Dinkes P2KB Sumenep, drg. Ellya Fardasah, M.Kes. Kamis (13/12/2025)
Ns, Moh Nur Insan, S.Kep.,M.Kes, Kepala Bidang Sumberdaya Kesehatan (Kabid SDK) Dinkes P2KB Sumenep menyampaikan, keberadaan dokter spesialis di RSUD Abuya sudah terpenuhi sejak 1 Maret 2025.
"Kebetulan saat ini saya masih ada di Rumah Sakit Abuya, untuk memastikan keberadaan dokter spesialis. Rencananya mulai bulan Maret sampai bulan Oktober 2025 ini, ada tujuh orang dokter spesialis yang standby di Rumah Sakit Abuya," jelas Nur Insan panggilan Kabid SDK Dinkes P2KB Sumenep.
Lanjut Nur Insan menjelaskan, terkait sebelumnya ada keterlambatan mendatangkan dokter spesialis, hal itu karena persoalan tekhnis. Namun, dengan upaya maksimal Dinas P2KB Sumenep, kebutuhan dokter spesialis untuk RSUD Abuya sudah terpenuhi.
"Kemaren memang ada keterlambatan, itu karena soal tekhnis. Namun, apa yang dilakukan Dinas Kesehatan dalam hal ini bu Kadinkes (red, drg. Ellya Fardasah, M.Kes), setelah mendatangi perguruan tinggi Unair/Brawijaya, melanjutkan kerjasama tentang dokter spesialis. Bu Kadis melalui Dinas Kesehatan provinsi Jawa Timur, berupaya semaksimal mungkin bagaimana supaya keberadaan dokter spesialis di RSUD Abuya tetap bisa dibantu," kata Nur Insan menuturkan.
Lebih dari itu kata Nur Insan, beberapa tahun sebelumnya, pemerintah kabupaten Sumenep telah menyekolahkan 4 orang dokter, untuk sekolah dokter spesialis yang akan ditempatkan di RSUD Abuya.
"Beberapa tahun yang lalu Pemda Sumenep sudah membiayai 4 orang dokter spesialis yang sekolah, yaitu dokter spesialis bedah, spesialis kandungan, spesialis Anak, dan spesialis penyakit dalam. Sampai saat ini proses pendidikan di Unair Surabaya," imbuhnya.
Ditanya terkait kebutuhan masyarakat dengan pelayanan kesehatan di RSUD Abuya, penuh optimis Nur Insan mengatakan bahwa, keberadaan RSUD Abuya untuk masyarakat kepulauan kangean khususnya, adalah bagian dari upaya Pemerintah Kabupaten Sumenep dalam memberikan pelayanan terbaik di bidang kesehatan. Bahkan, direncanakan akan dibangun Rumah Sakit diantara 4 atau 5 Kecamatan di Sumenep.
"Bahwa ada ketergantungan pasien dengan dokter spesialis 'memang Iya', Tapi, ketika tidak ada dokter spesialis, apalagi sudah ada dokter spesialis, kemudian pasien tidak dilayani itu kurang tepat dan tidak mungkin. Karena kebetulan saat ini saya berada di Rumah Sakit Abuya. Saat ini di ruang rawat inap Bedah saja ada belasan pasien yang di rawat. Dan di Nicu/Picu karena terkait pasien persalinan/Obgyn," ungkapnya.
Nur Insan berharap, masyarakat kepulauan kangean khususnya yang membutuhkan pelayanan kesehatan, dapat memanfaatkan semaksimal mungkin kebedaan Rumah Sakit Abuya yang telah dilengkapi dengan sumberdaya 7 orang dokter spesialis.
"Untuk masyarakat kepulauan kangean, Arjasa dan sekitarnya, jika memang ada masalah di kesehatannya, maka harus datang ke puskesmas, dan kalau harus di rujuk, maka rujukannya itu berjenjang melalui BPJS. Harapan saya, sedapat mungkin memanfaatkan layanan kesehatan yang sudah tersedia di RSUD Abuya. Namun demikian, saya juga tidak memaksakan jika masyarakat memilih dirujuk ke Sumenep," harapnya, mengingat sistem rujuka berjenjang, kemungkinan masyarakat akan mengalami kesulitan-kesulitan.
Lebih lanjut Nur Insan mengaku bahwa, Dinkes P2KB Sumenep dalam hal ini Bidang Sumberdaya Kesehatan, telah merencanakan untuk melengkapi sejumlah alat kesehatan mata di RSUD Abuya.
"Kedepan, kami juga akan lengkapi untuk alat-alat kesehatan mata. Karena kasus penyakit mata di kangean ini tergolong tinggi. Dan biaya alatnya juga relatif mahal," pungkas Nur Insan yang mana merupakan putra daerah kepulauan kangean.
(Ong/Imam)
Posting Komentar
MEDIA MATA BIND