Inflasi 3,24 Persen, Pemkab Sumenep Lakukan Operasi Pasar dan Gerakan Pangan Murah


MEDIA MATA BIND SUMENEP - Inflasi dari tahun ke tahun (y-on-y) di Kabupaten Sumenep mencapai angka 3,24% (persen), dengan Satuan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai angka 108,48, yang mana merupakan indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur inflasi. Hal ini menjadi tertinggi di provinsi Jawa Timur dengan inflasi y-on-y sebesar 2,21 persen dan IHK sebesar 106,37.

Oleh karenanya, pemerintah kabupaten Sumenep melakukan operasi pasar sekaligus gerakan pangan murah, dengan tujuan mengoptimalkan harga kebutuhan pokok masyarakat menjadi lebih terjangkau.

"Di bulan Maret ini bertepatan dengan bulan Ramadhan 2025, sudah ke empat kalinya pemerintah kabupaten Sumenep melakukan operasi pasar, dengan tujuan yaitu untuk mengoptimalkan harga kebutuhan pokok masyarakat yang lebih terjangkau," jelas Dadang Deddy Iskandar Kabag Perekonomian dan SDA  Sekretariat Daerah Kabupaten Sumenep, pada saat melakukan operasi pasar tradisional di Kecamatan Pragaan. Rabu (12/03/2025).

Lanjut Dadang Deddy Iskandar menjelaskan, program ini merupakan upaya agar masyarakat mendapatkan harga komoditas dengan barang-barang kebutuhan pokok sesuai dengan harapan masyarakat khususnya di wilayah kabupaten Sumenep. Selain itu operasi pasar juga ada gerakan pangan murah yang dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep.

"Ini ada beras, minyak dan gula itu yang dari Bulog, termasuk yang dilakukan untuk gerakan pangan murah oleh dinas pertanian, itu ada telur, daging ayam, tomat, cabe, dan bawang merah dengan harga murah, dan itu harga yang sangat diharapkan oleh masyarakat," ungkap Dadang Deddy Iskandar akrab disapa Dadang.

Lebih lanjut Dadang mengungkapkan, pihaknya bersama Bulog dalam operasi pasar kali ini, minyak goreng dalam kemasan merek MinyakKita harga Rp15.000 (lima belas ribu rupiah), beras yang premium dan beras medium, dan juga gula dengan harga terjangkau. 

"Untuk operasi pasar di bulan Ramadhan ini hanya Bulog off stikernya. Untuk gerakan pangan murah itu ada dinas pertanian bekerja sama dengan Poktan-Poktan yang ada. Termasuk juga bagaimana kita nanti bisa bekerjasama dengan PT. POS yang juga melaksanakan kegiatan pasar murah," tuturnya.

Menurut Dadang, operasi pasar ini ada pembatasan, agar semua masyarakat bisa merasakan operasi pasar ini. Dan juga juga menghindari para pedagang untuk menjual kembali. 

"Untuk minyak goreng merek MinyakKita 1 sampai 2 liter. Sementara untuk beras jenis premium 2 sak, untuk yang SPHP 1 sak. Karenanya, semua orang bisa membeli tetapi dibatasi terhadap jumlah pembeliannya," imbuhnya.

Masih kata Dadang, dalam operasi pasar kali ini tidak ada syarat khusus untuk melakukan transaksi pembelian, akan tetapi setelah masyarakat yang sudah membeli, diberi tanda tinta sebagai tanda tidak boleh belanja lagi. Hal ini salahsatu tujuan dan upaya pemerintah agar masyarakat bisa mendapat pembelian yang sama. 

"Untuk kegiatan operasi pasar maupun gerakan pangan murah, masyarakat bisa hadir dan belanja dengan kebutuhan yang ada. Intinya agar semua masyarakat bisa terlayani dengan program dari pemerintah daerah ini," pungkasnya.

Dalam kesempatan yang sama, kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep, Drs. Chainur Rasyid, M.Si menyampaikan bahwa, program operasi pasar, merupakan bagian dari gerakan pangan murah yang digagas untuk stabilisasi harga pangan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) tahun 2025. Selain sembako, beberapa produk hortikultura juga tersedia dengan kemasan higienis dan harga merakyat.

"Dalam pelaksanaan pasar murah ini, masyarakat dapat membeli kebutuhan pokok dengan harga lebih terjangkau," kata Chainur Rasyid, atas arahan Bupati Sumenep Dr. H. Achmad Fauzi Wongsojudo, SH, MH.

Anshori, kepala Bulog wilayah Kertasada Sumenep menyampaikan, pihaknya dalam kegiatan operasi pasar dan gerakan pangan murah hanya sebagai penyuplai barang. Jadi kegiatan ini bentuknya seperti apa, orientasi atau harapannya seperti apa tergantung Pemerintah Daerah.

"Kalau kita hanya dibagian suplai barangnya, bahan pokoknya kita di suplai dari kantor cabang, termasuk yang di suplai dari gudang Bulog Sumenep sendiri cuma beras SPHP," tukasnya.

Menurut Anshori, untuk beras yang lain karena itu termasuk komoditi komersil, itu memang dari bagian komersil di kantor cabang. Selain itu, Bulog tidak hanya menyediakan beras, ada tepung, gula dan minyak goreng.

"Ada minyak goreng merek MinyakKita yang standar medium, kemudian ada minyak goreng kita yang standar premium. Untuk MinyakKita dipastikan takarannya pas karena di produksi oleh Bulog sendiri," pungkasnya.

(Ong)

Post a Comment

MEDIA MATA BIND

Lebih baru Lebih lama