MEDIA MATA BIND SUMENEP - Gua Arca Kangean, terletak di Dusun Bantilan Desa Daandung, Kecamatan Kangayan Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, ternyata menyimpan banyak misteri penting yang telah diungkap oleh Arkeolog (ilmuan arkeologis atau ahli arkeologi) yang sengaja datang untuk mempelajari kehidupan dan kebudayaan manusia di masa lampau.
Salahsatu temuan paling penting dari Gua Arca Kangean adalah "Kangean Stone Point dan Microblade," yang mana secara teknologis temuan ini merupakan temuan pertama di Indonesia. Selasa (8/4/2025)
Moh. Sairi Kepala Desa (Kades) Daandung Kecamatan Kangayan, Sumenep, Jawa Timur, saat ditemui reporter media ini ruang kerjanya menyampaikan, salahsatu potensi wisata yang ada di Desa yang dipimpinnya adalah Gua Arca.
Menurutnya, keberadaan Gua Arca tidak terlalu banyak masyarakat yang tahu. Hal ini lantaran keterbatasan anggaran Desa tidak cukup untuk membangun Destinasi Wisata Gua Arca dan dibuka untuk masyarakat umum.
"Kami (Pemdes) Daandung belum cukup kemampuan untuk membangun destinasi wisata Gua Arca ini. Sebelumnya kami sudah mengajukan semacam proposal ke Pemerintah Kabupaten Sumenep. Dokumen hasil penelitian ahli arkeologi juga sudah diserahkan ke Pemkab Sumenep, namun sampai sekarang belum ada tindak lanjut," ungkap Sairi panggilannya.
Oleh sebab itu kata Sairi, pihaknya berharap, mengingat Gua Arca ini sangat memiliki potensi besar, terutama untuk kemajuan ilmu pengetahun dibidang riset dan teknologi. Maka sudah seharusnya Pemerintah Kabupaten Sumenep memberikan perhatian khusus adanya Gua Arca Kangean.
"Ini buktinya pak, hasil penelitian beberapa orang ahli (arkeolog) yang sudah beberapa kali datang meneliti Gua Arca. Bahkan dalam bulan April tahun ini (2025) akan datang lagi, kalau tidak salah ahli dari Negara Perancis," ujar Sairi sembari menunjuk benner besar dibelakang tempat duduknya, yang menerangkan hasil penelitian Arkeolog terhadap potensi Gua Arca Kangean.
Lebih lanjut Sairi menyampaikan, selain potensi untuk pengembangan ilmu pengetahuan, kondisi bagian dalam Gua Arca sangat bagus dan ruangan yang ada di dalam Gua Arca juga sangat lebar.
"Kalau dilihat dari luar (red, mulut Gua) sepertinya sempit. Tapi kalau masuk, ruang di dalam sangat lebar, terutama jika masuk ke arah selatan, setelah melewati lorong kecil, akan ketemu ruangan Gua cukup lebar dan cukup panjang, dan ditempat itu juga ada lubang cahaya yang masuk kedalam ruangan Gua, seperti hal Gua Sukarno di Kecamatan Pasongsongan Sumenep. Begitu juga kalau berjalan ke arah barat, juga ada ruangan besar didalam Gua. Oleh sebab itulah, karena banyaknya ruangan besar di dalam Gua ini, orang tua kami terdahulu memberi nama Gua ini dengan nama "GUA ARCA," pungkas Sairi yang mana kemudian mengajak jurnalis media ini mengunjungi lokasi Gua Arca yang jaraknya sekira 500 meter sebelah timur Balai Desa Daandung.
Berikut sebagian informasi yang dihimpun media ini dari hasil penelitian Arkeolog, sebagaimana yang dimaksud Sairi Kades Daandung, Kecamatan Kangayan, Sumenep, Jawa Timur.
Sejarah Penelitian Gua Arca Kangean.
Kedatangan Arkeologi ke Gua Arca Kangean, berawal pada tahun 2018 lalu, Balai Arkeologi Yogyakarta yang diketuai oleh Alifah, S.S., M.A melakukan survei arkeologi di kepulauan Kangean. Survei ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi arteologi prasejarah terutama hunian Gua di pulau-pulau kecil di sekitar laut Jawa.
Hasil survei tersebut memperoleh beberapa Gua dengan potensi arkeologi sebagai hunian, salahsatunya adalah Gua Arca yang terletak di Dusun Bantilan Desa Daandung, Kecamatan Kangayan Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Kemudian, pada tahun 2019 dan 2021 lalu, penemuan ini ditindaklanjuti dengan ekskavasi (penggalian arteologi). Berdasarkan hasil perolehan data lapangan dan analisis laboratoris, terus dilakukan oleh tim peneliti dibawah institusi pusat riset arkeometri, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) hingga tahun 2021, telah diekskavasi 3 kotak yang berada dibagian bawah mulut Gua dengan ukuran 150 x 150 cm, dan kedalaman masing-masing 145 cm dan 80 cm.
Adapun hasil ekskavasi tersebut diantaranya telah ditemukan tulang dan gigi manusia. Satu ruas tulang jari dan satu gigi taring manusia modern (homo sapien) telah ditemukan pada kedalaman 55 dan 65 cm.
Secara morfometri/ukuran, akar gigi taring yang ditemukan lebih besar dari akar gigi manusia rata-rata. Sedangkan temuan tulang jari memiliki bentuk dan ukuran rata-rata manusia saat ini. Namun demikian, temuan ini belum dapat memberikan informasi mengenai ras, umur individu, dan jenis kelaminnya.
Ratusan fragmen tulang binatang ditemukan dari kotak ekskavasi. Fragmem tulang binatang ditemukan mulai dari lapisan lapisan atas hingga lapisan bawah dengan jumlah temuan terbanyak pada kedalaman 65-67 cm.
Sebagian besar fragmen tulang yang ditemukan telah mengalami konkresi gamping yang menyebabkan fragmen tulang menggumpal bersama tulang-tulang lainnya.
Sebagian kecil tulang yang didapat diidentifikasi menunjukkan adanya binatang yang pernah dimanfaatkan oleh penghuni Gua Arca sebagai bahan makanan maupun pembuatan artefak, diantaranya Carvidae (rusa, kijang), Bovidae (sapi, kerbau, dll), Suidae (babi), Elepash (gajah), Crocodiledae (buaya), Macaca (kera), dan binatang kecil lainnya seperti Rodentidae (tikus), Varanus (kasal/biawak), dan Aves (unggas).
"Selain tulang dan gigi manusia, ditemukan juga ratusan fragmen tulang binatang ditemukan dari kotak ekskavasi. Fragmen tulang binatang ditemukan mulai dari lapisan atas hingga lapisan bawah dengan jumlah temuan terbanyak pada kedalaman 65-67 cm."
Lebih dari itu, juga ditemukan 20.000 (dua puluh ribu) artefak batu ditemukan dari hasil ekskavasi di Gua Arca. Temuan paling penting dari Gua Arca tersebut adalah "Kangean Stone Point" berupa lancipan berbahan batu dengan teknik pemangkasan yang sangat detail dan "Sophisticated" pada seluruh permukaannya.
Selain itu juga, terdapat temuan bilah (pisau) batu berukuran kecil dengan lebar kurang dari 0,5cm dan tinggi kurang dari 1,5cm. Temuan tersebut selanjutnya disebut sebagai microblade atau blade berukuran micro. Temuan ini secara teknologis merupakan temuan pertama di Indonesia.
Informasi selengkapnya, dapat disimak dari foto gambar ini, hasil pemotretan di Balai Desa Daandung, Kecamatan Kangayan, Sumenep, Jawa Timur.
(Ong)
Posting Komentar
MEDIA MATA BIND