MEDIA MATA BIND -- terkait
kunjungan Audensi Tim Independen Reformasi Birokrasi Nasional (TI RBN) Kemenerian
Pendadyagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI yang melakukan
kunjungan lapangan secara fisik ke Kejaksaan Agung Republik Indonesia di
kawasan Kebayoran Baru Jakarta Selatan, terdapat hal menarik dari yang
dikemukakan oleh Anggota Tim Independen Reformasi Birokrasi Nasional (TI-RBN)
Dr. Harris Turrino. (08/04/21)
Kunjungan audensi yang diterima
secara resmi oleh Wakil Jaksa Agung RI. Setia Untung Arimuladi, Jaksa Agung
Muda Pembinaan Dr. Bambang Sugeng Rukmono, SH., MM., MH, Jaksa Agung Muda Tindak
Pidana Khusus Bapak Ali Mukartono, SH., MM., dan Jaksa Agung Muda Pengawasan
Dr. Amir Yanto, SH., MM., MH., dan Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan
Agung diawali dengan paparan dari Wakil Jaksa Agung RI. tentang pencapaian
Reformasi Birokrasi di Kejaksaan Agung, dan dilanjutkan dengan diskusi mengalir
dengan lancar dan sangat kondusif.
“Ada satu semangat yang kami
tangkap dari paparan dan diskusi tersebut, yaitu pembenahan organisasi Kejaksaan
secara menyeluruh sebagai pengejawantahan visi dan misi Presiden dan Wakil
Presiden, yaitu “Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
berdasarkan Gotong Royong”, ujar Dr. Harris Turino.
“Ketika semangat itu muncul dari
pimpinan tertinggi dan para Pejabat Utama Kejaksaan Agung, maka sudah
selayaknya kita menaruh asa bahwa sistem peradilan yang bersih, transparan dan
akuntabel bukan mimpi yang mustahil untuk diraih.” lanjutnya
Dengan menyitir falsafah seorang
filsuf kuno (Marcus Tullius Cicero), yang hidup di jaman Romawi pada tahun
106-43 SM, bahwa “Ikan busuk dari
Kepalanya”. “Maka ketika “kepalanya” bersih, organisasi punya harapan untuk
menjadi bersih.” jelas Dr. Harris Turrino lanjutnya.
Menurut Anggota Tim Independen
tersebut, pencapaian Kejaksaan Republik Indonesia dalam membangun Zona
Integritas menuju WBK / WBBM yang sampai tahun 2020 sudah 104 satuan kerja yang
mendapatkan predikat WBK (Wilayah Bebas Korupsi) dan 14 satuan kerja
mendapatkan predikat WBBM (Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani) menjadi bukti
kuatnya semangat seluruh ASN di Kejaksaan RI.
Dr. Harris Turrino juga menyoroti
prestasi lain yang dilakukan Kejaksaan RI. antara lain :
1.
Keberhasilan
Kejaksaan untuk menyelamatkan keuangan negara sebesar Rp. 19,25 triliun di
tahun 2020 yang jauh lebih besar dibandingkan dengan besarnya APBN yang
dialokasikan bagi Kejaksaan. Asset recovery melalui penerapan pidana denda bagi
korporasi ke depannya diharapkan akan meningkatkan penerimaan negara.
2.
Kejaksaan
Agung yang sedang menangani beberapa kasus besar yang menarik perhatian publik,
di antaranya :
- Perkara Tindak
Pidana Korupsi pada PT. Asuransi Jiwasraya yang merugikan keuangan negara
hingga Rp. 16,8 triliun,
- Perkara Tindak
Pidana Korupsi pada PT. Asabri yang merugikan keuangan negara lebih besar
lagi, yaitu Rp. 23,7 triliun,
- Perkara Tindak
Pidana Korupsi dalam kasus Djoko Tjandra yang melibatkan oknum Jaksa Pinangki,
Perkara TPPU Danareksa Securitas,
- Perkara atau kasus importasi tekstil yang dijerat bukan dengan konsep kerugian negara, tetapi merugikan perekonomian negara.
“Keberhasilan Kejaksaan tentu
layak mendapatkan apresiasi dan didukung agar ke depannya mampu menjadi penjaga
gawang dan pilar keadilan yang kokoh di Republik ini. Tentu masih banyak
kerikil-kerikil tajam yang sering menjadi batu sandungan, di antaranya adalah
ulah oknum Jaksa nakal menyalah-gunakan kewenangannya.” jelasnya dengan
menyebutkan dalam 3 tahun terakhir, sudah 10 orang Jaksa nakal bukan hanya
dipecat dari Kejaksaan, tetapi diproses hukum untuk mempertanggung-jawabkan perbuatan
pidananya.
Satu hal lagi yang dicermati oleh
Dr. Harris Turrino yaitu, bahwa Reformasi Birokrasi di Kejaksaan harus mampu diseminasikan
di setiap kebijakan di Kejaksaan Republik Indonesia dari pucuk pimpinan sampai
ke level terendah. Reformasi Birokrasi bukan merupakan “tugas tambahan”, tetapi
bahkan bagian integral untuk mencapai cita-cita sistem peradilan yang bersih,
transparan dan akuntabel. (K.3.3.1).
(riyan)
إرسال تعليق
MEDIA MATA BIND